HAIIIII, Blogger!! *tiup-tiup debu*
Udah berapa lama ya ga nulis disini lagi? Lamaaa banget lah
pokoknya.. padahal sepertinya banyak banget yang mesti di ceritain.
Untuk kali ini saya mau cerita pengalaman baru saya berada
di suku pedalaman. Suku ini terletak di daerah Banten. YA, Suku Baduy!
Tujuan saya kesana untuk bakti sosial sekalian jalan-jalan
sih.. hehe. Maklum sebelumnya saya belum pernah ketempat seperti begini, anak
rumahan jadi dimaafkan dong ya kalau over excited :D
Sabtu, Pagi hari saya dan temen-temen yang sekitar 11 orang
berkumpul ditempat yang sudah ditentuin. Udah banyak banget persiapan yang kita
bawa, dari makanan-minuman, obat-obatan, baju ganti dan paling penting KAMERA!
(walaupun pake kamera hape sih :p)
Dari Jakarta tepatnya Jakarta Pusat, kita berangkat jam
07.10. Alhamdullilah gak ada kendala apa-apa diperjalanan. Kita sempet berhenti
3 kali untuk buang air kecil di SPBU, makan siang dan sholat di mesjid
terdekat. Ketika itu jalanan menuju kesana sedang ada perbaikan jadilah macet
panjang dengan truk-truk, jalanannya pun hanya bisa dilewati satu kendaraan,
jadi harus ganti-gantian. Kebetulan, ada teman nya teman saya yang mau
mengantar untuk lewat jalan alternatif. Sekitar jam 1 siang kami sampai di desa
Ciboleger, Baduy Luar. Kalau dihitung-hitung perjalanan kami dari Jakarta
sekitar 5,5 jam (itu sudah ditambah waktu untuk berhenti 3 kali tadi).
Jalanan yang mesti kita lewatin kurang lebih seperti ini;
Sesuai rencana awal, sampai disana. Acara bakti sosial
dimulai. Warga desa berkumpul di rumah panggung kayu seperti ini;
Rumah panggung di Desa terluar |
Anak-anak baduy |
Bakti Sosial dengan warga baduy |
Selesai bakti sosial, kita nerusin perjalanan ke dalam
perkampungan. YAY! The adventure begin…
Awal-Awal jalan, tenaga full semangat 45 :D medan nya jalan
setapak dari bebatuan yang disusun ditengah hutan, nanjak turun nanjak turun
capek capek hahahhaha =D
Lama kelamaan, capek juga ya buibu *fiuh. Lama perjalanan ke
dalam sekitar 2 jam-an, tapi waktu ga kerasa karena pemandangan sekitar yang
bener-bener masih alami. Oiya, dalam perjalanan itu gak boleh pake headset atau
denger musik. Dengerin musik alam aja lah, suara jangkrik, burung, air
mengalir, dll nya itu lebih sensasional :p
Diperjalanan kita ngelewatin jembatan bambu yang masih alami
kayak gini;
Ibu dari suku Baduy Luar melewati jembatan bambu |
Dan lelah-lelah, capek-capek, semua nya kebayar ketika sampe
di salah satu perkampungan. Satu kata; AWESOME!
Perkampungan Baduy |
Menelusuri kampung, kita bakal sering liat orang-orangnya
yang menenun dan menjual hasil kain tenunan mereka ke wisatawan yang dateng,
seperti saya ini hhihii..
Salah satu kegiatan masyarakat Baduy, Menenun |
Kain-kain hasil tenunan yang dijual ke wisatawan |
Mereka menenun satu minggu untuk satu kain. Dan mayoritas
pekerjaan mereka yaitu berdagang dan bertani.
Wefie sama mbak Penenun yang cantik |
Waktu itu sedang turun hujan, kami berhenti disatu rumah
untuk berteduh dan sekedar menyeruput teh hangat. Kompor mereka pun seperti
ini, masih menggunakan kayu bakar.
Masaknya pakai tungku & kayu bakar |
Rumah mereka tidak terlalu banyak sekat untuk ruangan,
mungkin satu rumah hanya terdapat satu sekat yang memisahkan satu ruangan dan
dapur. Jadi mereka tidur bersama-sama dalam satu ruangan yang cukup besar. Setiap
rumah juga di lengkapi dengan tempat sampah, bukan hanya ditiap rumah tapi di
jalan sepanjang perkampungan, kita bisa liat benda seperti ini;
Buang sampah disini! :D |
Dalam adat disana, orang-orang tidak boleh buang sampah
sembarangan, kalau iya bisa kena tegur kepala suku dan dapat hukuman. Mungkin orang-orang
di kota yang suka buang sampah sembarangan harus kesini untuk terapi
membiasakan diri gak “ringan tangan” (re:buang sampah sembarangan) :p
Hujan dan pemandangan yang menakjubkan membuat saya… IYA! I got
a new theory “Gak perlu ke Eropa kalau mau liat asap yang diudara yang keluar
dari mulut” HAHAHAHA. Ya, ketika saya mencoba meniupkan udara dari mulut,
terlihat seperti keluar asap. Jadi kayak macem lagi kedinginan diudara bersalju
gitu hahhaaha. Udara disana ga terlalu dingin, Cuma sejuk karena banyak nya
pohon-pohon, mungkin itu yang menyebabkan perempuan-perempuan baduy
cantik-cantik dan bersih-bersih ya. Secara mereka ga ketemu polusi, debu dan
macet tiap hari (--,)
Selesai ngeteh-ngeteh cantik, kita memutuskan untuk pulang.
Yang rencana semula mau nginep, cuma karena berbagai pertimbangan & urusan,
kami memutuskan untuk pulang. Kita kembali dari perkampungan jam 5 sore dan
sampai diluar sekitar pukul 7 malam. Kebayang gimana gelapnya perjalanan kita
saat itu? Rombongan kita terpisah menjadi dua, 5 orang jalan duluan termasuk
saya. 7 orang sisanya dibelakang karena capek dengan medan perjalanan nya.
Saat itu maghrib tiba, kita hanya orang asing yang berada
ditengah hutan untuk pulang. Diperjalanan, kita bertemu dengan salah seorang
warga dari Baduy Dalam. Ciri-ciri mereka itu menggunakan baju putih dan ikat
kepala warna putih. Bedanya dengan warga dari Baduy luar, mereka memakai ikat
kepala warna hitam untuk laki-laki.
bersama Pak Darma yang baik hati |
Pak Darma ini yang nemenin kita sampai ke luar, jadi
diperjalanan dia ikut rombongan kita. Padahal bisa aja dia jalan duluan karena
punya kepentingan lain, yaitu beli sembako ke luar untuk wisatawan yang sedang
menginap di perkampungan dalam. Beliau pulang nya besok pagi nya. Luar biasa
perjuangan orang-orang disini, untuk beli kebutuhan mereka harus jalan
berjam-jam dengan medan yang lumayan. Orang-orang disana pun ramah-ramah dan
super baik. Kalau ada banyak dugaan, orang-orang suku pedalaman itu serem-serem
dan biasanya liar, setelah saya kesini dugaan itu hilang semua. Mereka
orang-orang yang memiliki solidaritas & kepedulian yang sangat tinggi,
ramahnya luar biasa, super baik-baik. Kesan nya bagus sekali.
Akhirnyaaa.. setelah kurang lebih 2 jam perjalanan melewati
hutan dan gelap, modalnya Cuma senter kecil dan ditemani Pak Darma, kita sampai
juga keluar perkampungan *fuuh. Tapi rombongan kedua belum keliatan tanda-tanda
nya, setelah mereka sampai juga sekitar 10 menit sesudah rombongan kita, mereka
bercerita kalau selama perjalanan tadi, mereka ditemani oleh seekor anjing yang
mengikuti dari belakang. Anjing itu tidak mengganggu atau mau menakuti
teman-teman saya, dia hanya mengawal teman-teman saya sampai keluar
perkampungan. Masih belum jelas maksudnya apa. Hanya yang ada dipikiran saya
adalah semua penghuni yang ada di perkampungan itu sangat bersahabat, termasuk
anjing tadi.
One of my awesome experience that I ever had..
Selamat tinggal, Baduy. Terima kasih telah mengajarkan pelajaran
& memberikan pengalaman baru untuk saya dan teman-teman. Sampai Jumpa lagi!
Tia Karina Putri
Do not allowed to copy without permission
Tidak ada komentar:
Posting Komentar